JAKARTA, KOMPAS.com - Perjuangan warga Palestina
akhirnya berbuah hasil. Pada Kamis (29/11/2012) malam, Majelis Umum
Persatuan Bangsa-bangsa akhirnya mengakui Palestina sebagai negara
pemantau nonanggota di PBB. Pengakuan ini menjadi titik awal Palestina
untuk mendeklarasikan kedaulatannya.
Pengakuan PBB atas Palestina
ini diakui Duta Besar Palestina untuk Indonesia HE Fariz Mehdawi
menunjukkan perjuangan pejuang Palestina yang tewas dalam perlawanan
dengan Israel tidak sia-sia. "Ini hari membahagiakan, peristiwa sejarah.
Sudah terlalu banyak darah yang tumpah, dan meninggalnya para suhada.
Kami berjuak sejak puluhan tahu, dan hasilnya tidak sia-sia," imbuh
Mehdawi, Jumat (30/11/2012), dalam syukuran di kantor Fraksi PKS Gedung
Kompleks Parlemen Senayan.
Mehdawi meyakini, kemenangan pasti akan
berpihak pada keadilan. Meski telah berjuang sejak tahun 1965, Mehdawi
yakin kesabaran dan perjuangan warga Palestina akan membuahkan hasil.
Hingga kini sudah ratusan jiwa warga Palestina menjadi korban
perseteruan Palestina dengan Israel, ratusan gedung-gedung di Gaza rusak
luluh lantak diterjang rudal Israel.
"Kami tahu persis Palestina
adalah tanah perjuangan, tanah yang diberkati oleh Allah, dia adalah
kiblat umat Islam. Tempat para nabi-nabi karenanya sangat wajar umat
beragama terus berupaya menjaga Palestina. Gaza adalah tanah perjuangan
yang tak pernah padam," ucap Mehdawi berapi-api.
Perjuangan
Palestina terbilang cukup gigih dalam mempertahankan wilayahnya.
Palestina harus berhadapan dengan Israel yang memiliki teknologi militer
tercanggih di dunia. Menurut Mehdawi, selama ini Palestina
mendapatkan dukungan semangat, materil, hingga diplomasi dari
negara-negara muslim di dunia termasuk Indonesia. Kemenangan Palestina
ini, lanjut Mehdawi, tidak hanya menjadi kemenangan negara di kawasan
Timur Tengah itu. Kemenangan Palestina adalah kemenangan bagi semua
bangsa di dunia.
"Selama ini Israel tidak pernah menang karena
yang berjuang tidak hanya Palestina tapi negara-negara sahabat kami yang
selalu mendukung, termasuk Indonesia," katanya lagi.
Sidang
Majelis Umum PBB di New York, Kamis (29/11/2012) waktu setempat,
akhirnya mengakui peningkatan status Palestina sebagai negara pemantau
nonanggota dari status sebelumnya sebagai entitas pemantau yang diwakili
PLO. Berdasarkan hasil voting yang dilakukan, Palestina mendapat
dukungan mayoritas, yakni 138 anggota majelis umum PBB. Sementara, hanya
9 anggota yang menolak dan sisanya 41 anggota abstain.
Dengan
status negara pemantau nonanggota, Palestina bisa bergabung ke dalam
organisasi-organisasi PBB serta terlibat dalam perjanjian-perjanjian
internasional. Hal ini merupakan langkah maju bagi Palestina dalam upaya
diplomasinya memperoleh kemerdekaan.
Namun, bagi Israel, meskipun
status Palestina di PBB adalah negara pemantau nonanggota, itu tidak
berarti pengakuan terhadap adanya negara Palestina. Israel malah
menuding upaya Palestina akan membuat mandek dan berantakan peta jalan
damai kedua belah pihak. Penolakan Israel atas resolusi tersebut
didukung sekutunya, seperti Amerika Serikat dan Kanada.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar